Jika anda hendak jalan-jalan ke Taliwang, Sumbawa Barat, hindari menggunakan helm warna kuning. Pasalnya, bisa-bisa anda di kira tukang Ojek. Awalnya saya tidak percaya dan mengira ini hanya omong kosong hingga akhirnya saya mengalami sendiri.
Peristiwa pertama terjadi ketika saya hendak bersilaturahmi ke rumah salah seorang sahabat, Fathuddin di Desa Brang Ene, Timur Laut dari kotaTaliwang. Di tengah perjalanan saya memutuskan berhenti di tepi jalan dekat lapangan sepakbola karena saya ingin menelpon Fathuddin di mana letak posisi rumahnya.Belum saya menelpon tiba-tiba dari jarak kurang lebih 60 meter seorang wanita paruh baya melmbaikan tanggannnya dan memanggil “Ojek” ke arah saya. Dikarenakan aya tidak merasa tukang ojek saya hanya diam saja dan melihat sekeliling saya apakah ada tukang ojek seperti yang wanita itu minta. Dan … tidak ada sama sekali.
Di lain kesempatan saya juga mengalami hal serupa. Sepulang silaturahmi dengan guru-guru di Sekola Luar Biasa Negeri (SLBN) Taliwang saya menemui seorang nenek dan seorang anak kecil menjulurkan tangan kanannya mengisyaratkan agar saya menghentikan laju motor. Saya pun berhenti. “Ojek pak?” sapanya ingin memastikan apakah saya benar-benar tukang ojek. Saya diam saja ketika ditanya demikian. Saya pun balik bertanya “Ibu mau kemana? Biar saya antar”. “Mau ke pasar pak” jawabnya ringkas. “Oh gito. Baiklah saya mau antar Ibu kebetulan saya mau ke KTC (Kemutar Telu Center=KTC= puat pemerintahan Kabupaten Sumbawa Barat). Kan satu arah”. Kami pun berangkat. Sempat ibu ini memberikan uang Rp 2 ribu tapi saya tolak dan memberikannya ke cucunya. Sepanjang perjalanan Ibu ini mengira saya ojek. Karena menggunakan helm kuning. Dan di Taliwang untuk ojek menggunakan hel kuning. Percaya atau tidak, silahkan jalan-jalan ke Taliwang.